SOFTSKILL
PENGANTAR LINGKUNGAN
Disusun
Oleh :
M.
Gading N.R (17414261)
2IB02
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
KATA PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya panjatkan puja dan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada saya,
sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah pengantar
lingkungan ini.
Dan
harapan saya semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik
lagi.
Penulis
menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang menbangun agar lebih baik lagi di
masa yang akan datang. Semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan pembaca.
Depok, 17 November 2015
Muhammad Gading N.R
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.
1 Latar Belakang Perkembangan Penduduk Indonesia
Indonesia
merupakan salah satu Negara yang mempunyai jumlah penduduk kurang lebih 222
juta jiwa, kepadatan penduduk diwilayah Negara Indonesia tidaklah sama. Jawa
merupakan daerah yang jumlah penduduknnya paling padat dibandingkan dengan
daerah lain. Jawa merupakan pulau yang berada pada 60-80 LS dan
1050-1140 BT, oleh karena itu pertumbuhan penduduknnya sangat cepat. Hal
ini menimbulkan permasalahan dalam bidang politik,ekonomi, sosial, dan budaya bagi
pemerintahan di Indonesia.
Luas
daratan wilayah indonesia
1. 904.345 km persegi yang terdiri dari kurang lebih 17.508 pulau. Jumlah
penduduk Indonesia berdasarkan sensus tahun 1971 adalah 118.460.000 uasaha yang
dijalankan pemerintah untuk meratakan jumlah penduduk Indonesia adalah dengan
pemindahan penduduk atau yang disebut tranmigrasi. Sebagian penduduk dari
daerah yang padat penduduknnya, dipindahkan kedaerah yang masih kosong atau
kurang penduduknnya.
1.
2
Latar
Belakang Ilmu Teknologi & Pengetahuan
Ilmu
pengetahuan dan teknologi sering dikaitkan dengan nilai atau moral. Hal ini
dapat dirasakan dampaknya melalui kebijakan-kebijakan pembangunan dalam
lingkungan masyarakat yang pada hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi sering kurang
memperhatikan masalah nilai, moral atau segi-segi kemanusiaan. Hal demikian ini
tidak luput dari falsafah mengenai pembangunannya itu sendiri, dalam menentukan
pilihan antara orientasi produksi dengan motif ekonomi yang kuat dengan
orientasi nilai yang menyangkut segi-segi kemanusian yang terkadang harus
dibayar lebih mahal. Pembangunan ekonomi yang kurang merata menyebabkan masih
banyak masyarakat miskin yang belum menikmati ilmu pengetahuan dan teknologi
yang berkembang di negeri ini. Kemiskinan sendiri merupakan kelanjutan dari
perjuangan bangsa, sebagai perjuangan yang akan memperoleh kemerdekaan bangsa
dan motivasi fundamental untuk menggapai cita-cita menjadi masyarakat yang adil
dan makmur.
1.
3
Tujuan
Penulisan
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penulisan
makalah ini yaitu :
1. Untuk
memperoleh informasi tentang
perkembangan penduduk indonesia
2.
Untuk mengetahui ilmu teknologi dan pengetahuan di indonesia.
BAB II
Perkembangan Penduduk
Indonesia
2.1
Landasan Perkembangan Penduduk Indonesia
Penduduk adalah orang atau orang-orang
yang mendiami suatu tempat (kampung, negara, dan pulau) yang tercatat sesuai
dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku di tempat tersebut. Berdasarkan
tempat lahir dan lama tinggal penduduk suatu daerah dapat dibedakan menjadi
empat golongan, yaitu penduduk asli, penduduk pendatang, penduduk sementara,
dan tamu. Penduduk asli adalah orang yang menetap sejak lahir. Penduduk
pendatang adalah orang yang menetap, tetapi lahir dan berasal dari tempat lain.
Penduduk sementara adalah orang yang menetap sementara waktu dan kemungkinan
akan pindah ke tempat lain karena alasan pekerjaan, sekolah, atau alasan lain.
Adapun tamu adalah orang yang berkunjung ke tempat tinggal yang baru dalam
rentang waktu beberapa hari dan akan kembali ke tempat asalnya.
Yang mendasari perkembangan penduduk di
Indonesia adalah banyaknya masyarakat yang menikahkan anaknya yang masih muda.
Dan gagalnya program keluarga berencana yang di usung oleh pemerintah untuk menekan
jumlah penduduk. Karena faktor – faktor tersebut tidak berjalan
dengan semestinya, maka penduduk Indonesia tidak terkendali dalam
perkembangannya. Seharusnya dengan dua orang anak cukup, maka ini lebih dari
dua orang dalam setiap suami istri. Karena perkembangan penduduk yang sangat
tidak terkendali, maka banyak terjadinya kemiskinan, pengangguran,
kriminalitas, gelandangan, anak jalanan, dan sebagainya. Dan masalah permukiman
yang tidak efisien lagi. Banyaknya rumah yang lingkungannya kumuh dapat
menyebabkan berbagai macam penyakit. Oleh sebab itu, 50% penduduk Indonesia
hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan pendidikan.
2.2
Pertambahan Penduduk & Lingkungan Pemukiman
Penduduk
dunia saat ini telah mencapai lebih dari 6 miliar, dimana di antara jumlah
tersebut, 80 persen tinggal di negara-negara berkembang. Sementara itu, United
Nations (2001) memproyeksikan bahwa penduduk perkotaan di negara-negara
berkembang terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 2,4 persen per tahun.
Angka ini merupakan dua kali lipat angka pertumbuhan penduduk total
negaranegara berkembang pada umumnya, yakni sekitar 1,2 persen. Meski penduduk
perkotaan di negara-negara maju juga meningkat dengan angka pertumbuhan yang
lebih besar daripada angka pertumbuhan penduduk totalnya, dan juga angka
urbanisasinya jauh lebih besar daripada negara-negara berkembang, pertumbuhan
perkotaan di Negara negara berkembang tetap lebih cepat disertai dengan
meningkatnya penduduk perkotaan secara absolut.
Sensus
Penduduk 2000 menunjukkan bahwa jumlah penduduk perkotaan di Indonesia telah
mencapai lebih dari 85 juta jiwa, dengan laju kenaikan sebesar 4,40 persen per
tahun selama kurun 1990-2000. Jumlah itu kira-kira hampir 42 persen dari total
jumlah penduduk.
Mengikuti
kecenderungan tersebut, dewasa ini (2005) diperkirakan bahwa jumlah penduduk
perkotaan telah melampaui 100 juta jiwa, dan kini hampir setengah jumlah
penduduk Indonesia tinggal di wilayah perkotaan. Hal ini tentu saja berdampak
sangat luas pada upaya perencanaan dan pengelolaan pembangunan wilayah
perkotaan, termasuk pula lingkungan pemukiman perkotaan yang ikut bertambah
populasinya.
Meningkatnya
proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan dapat berarti bahwa penduduk
berbondong-bondong pindah dari perdesaan ke perkotaan, atau dengan kata lain
penduduk melakukan urbanisasi.
Secara
demografis sumber pertumbuhan penduduk perkotaan adalah pertambahan penduduk
alamiah, yaitu jumlah orang yang lahir dikurangi jumlah yang meninggal; migrasi
penduduk khususnya dari wilayah perdesaan (rural) ke wilayah perkotaan (urban);
serta reklasifikasi, yaitu perubahan status suatu desa (lokalitas), dari
lokalitas rural menjadi lokalitas urban, sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
dalam Sensus oleh Badan Pusat Statistik.
Pertambahan
penduduk alamiah berkontribusi sekitar sepertiga bagian sedangkan migrasi dan
reklasifikasi memberikan andil dua per tiga kepada kenaikan jumlah penduduk
perkotaan di Indonesia, dalam kurun 1990-1995. Dengan kata lain migrasi
sesungguhnya masih merupakan faktor utama dalam penduduk perkotaan di
Indonesia.
Kegiatan
industri dan jasa di kota-kota tersebut yang semakin berorientasi pada
perekonomian global, telah mendorong perkembangan fisik dan sosial ekonomi
kota, namun semakin memperlemah keterkaitannya (linkages) dengan ekonomi lokal,
khususnya ekonomi perdesaan.
Dampak
yang paling nyata hanyalah meningkatnya permintaan tenaga kerja, yang pada
gilirannya sangat memacu laju pergerakan penduduk dari desa ke kota.
Tingkat
pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali telah mengakibatkan munculnya
kawasan-kawasan permukiman kumuh dan squatter (permukiman liar). Untuk mencapai
upaya penanganan yang berkelanjutan tersebut, diperlukan penajaman tentang
kriteria permukiman kumuh dan squatter dengan memperhatikan kondisi sosial
ekonomi masyarakat serta lingkungannya. Pemahaman yang komprehensif kriteria
tersebut akan memudahkan perumusan kebijakan penanganan serta penentuan
indikator keberhasilannya.
Rumah
pada hakekatnya merupakan kebutuhan dasar (basic needs) manusia selain sandang
dan pangan, juga pendidikan dan kesehatan. Oleh karena itu maka dalam upaya
penyediaan perumahan lengkap dengan sarana dan prasarana permukimannya,
semestinya tidak sekedar untuk mencapai target secara kuantitatif (baca:
banyaknya rumah yang tersedia), semata-mata, melainkan harus dibarengi pula
dengan pencapaian sasaran secara kualitatif (baca: mutu dan kualitas rumah
sebagai hunian), karena berkaitan langsung dengan harkat dan martabat manusia
selaku pemakai. Artinya bahwa pemenuhan kebutuhan akan perumahan dan permukiman
yang layak, akan dapat meningkatkan kualitas kehidupan dan kesejahteraan
masyarakat. Bahkan di dalam masyarakat Indonesia perumahan merupakan
pencerminan dan pengejawatahan dari diri pribadi manusia, baik secara perorangan
maupun dalam satu kesatuan dan kebersamaan dalam lingkungan alamnya.
2.3
Pertumbuhan Penduduk & Tingkat Pendidikan
Dampak pertumbuhan
penduduk terhadap kualitas pendidikan di Indonesia
Suatu wilayah dengan pertambahan penduduk yang pesat dapat menyebabkan masalah- masalah pendidikan, pengangguran, kesenjangan sosial dan masalah-masalah lainnya. Dengan jumlah penduduk yang besar maka fasilitas- fasilitas sosial, pendidikan dan pekerjaan juga ikut meningkat. Jika penduduk di suatu kota yang padat tidak terpenuhi fasilitas pendidikannya maka akan menyebabkan penurunan tingkat pendidikan wilayah tersebut. Tingkat pendidikan yang rendah dapat menyebabkan pengangguran sehingga dampak pada tingkat perekonomian juga memburuk. Jika masalah ini terus diabaikan maka kemerosotan negara tidak dapat dihindari.
Suatu wilayah dengan pertambahan penduduk yang pesat dapat menyebabkan masalah- masalah pendidikan, pengangguran, kesenjangan sosial dan masalah-masalah lainnya. Dengan jumlah penduduk yang besar maka fasilitas- fasilitas sosial, pendidikan dan pekerjaan juga ikut meningkat. Jika penduduk di suatu kota yang padat tidak terpenuhi fasilitas pendidikannya maka akan menyebabkan penurunan tingkat pendidikan wilayah tersebut. Tingkat pendidikan yang rendah dapat menyebabkan pengangguran sehingga dampak pada tingkat perekonomian juga memburuk. Jika masalah ini terus diabaikan maka kemerosotan negara tidak dapat dihindari.
Tingkat
pendidikan yang buruk dapat menyebabkan anak-anak mengalami depresi. Hal ini
memicu terjadinya pekerjaan-pekerjaan yang tidak layak dilakukan oleh anak-anak
di bawah umur. Bahkan dampak lain dari masalah ini bisa menyebabkan tingkat
tindakan kriminal yang dilakukan anak-anak meningkat. Generasi muda dan
anak-anak yang cerdas adalah kunci kemajuan suatu negara. Jika masa kanak-kanak
mereka diisi dengan hal-hal negatif maka jalan menuju kesuksesan bangsa akan
semakin jauh.
Penduduk merupakan
pelaku pembangunan. Maka kualitas penduduk yang tinggi akan lebih menunjang
laju pembangunan ekonomi. Usaha yang dapat dilakukan adalah meningkatkan
kualitas penduduk melalui fasilitas pendidikan, perluasan lapangan pekerjaan
dan penundaan usia kawin pertama.
Di negara-negara yang
anggaran pendidikannya paling rendah, biasanya menunjukkan angka kelahiran yang
tinggi. Tidak hanya persediaan dana yang kurang, tetapi komposisi usia secara
piramida pada penduduk yang berkembang dengan cepat juga berakibat bahwa rasio
antara guru yang terlatih dan jumlah anak usia sekolah akan terus berkurang.
Negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga untuk melaksanakan pembangunan dalam segala bidang belum dapat berjalan dengan cepat, karena kekurangan modal maupun tenaga tenaga ahli/ terdidik, Akibatnya fasilitas secara kualitatif dalam bidang pendidikan masih terbatas. Pertambahan penduduk yang cepat, lepas daripada pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas pendidikan, cenderung untuk menghambat perimbangan pendidikan. Kekurangan fasilitas pendidikan menghambat program persamaan atau perimbangan antara pedesaan dan kota, dan antara bagian masyarakat yang kaya dan miskin. Oleh karena itu, masyarakat dalam mencapai pendidikan yang tinggi masih sedikit sekali. Hal ini disebabkan karena :
Negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga untuk melaksanakan pembangunan dalam segala bidang belum dapat berjalan dengan cepat, karena kekurangan modal maupun tenaga tenaga ahli/ terdidik, Akibatnya fasilitas secara kualitatif dalam bidang pendidikan masih terbatas. Pertambahan penduduk yang cepat, lepas daripada pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas pendidikan, cenderung untuk menghambat perimbangan pendidikan. Kekurangan fasilitas pendidikan menghambat program persamaan atau perimbangan antara pedesaan dan kota, dan antara bagian masyarakat yang kaya dan miskin. Oleh karena itu, masyarakat dalam mencapai pendidikan yang tinggi masih sedikit sekali. Hal ini disebabkan karena :
1. Tingkat kesadaran
masyarakat untuk bersekolah rendah.
2. Besarnya anak usia
sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan sarana pendidikan.
3. Pendapatan
perkapita penduduk di Indonesia rendah sehingga belum dapat
memenuhi Kebutuhan
hidup primer, dan untuk biaya sekolah.
Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan adalah:
Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan adalah:
1. Rendahnya
penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga ahli dari negara
maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah penduduk Indonesia
besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang sangat
diperlukan dalam pembangunan.
2. Rendahnya tingkat
pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-hal yang baru. Hal
ini nampak dengan ketidak mampuan masyarakat merawat hasil pembangunan secara
benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusak karena ketidakmampuan
masyarakat memperlakukan secara tepat. Kenyataan seperti ini apabila terus
dibiarkan akan menghambat jalannya pembangunan.
Pengaruh daripada dinamika penduduk terhadap pendidikan juga dirasakan pada keluarga. Penelitian yang dilakukan pada beberapa negara dengan latar belakang budaya yang berlainan menunjukkan bahwa jika digabungkan dengan kemiskinan, keluarga dengan jumlah anak banyak dan jarak kehamilan yang dekat, menghambat perkembangan berfikir anak-anak, berbicara dan kemauannya, di samping kesehatan dan perkembangan fisiknya. Kesulitan orang tua dalam membiayai anak-anak yang banyak, lebih mempersulit masalah ini.
Pengaruh daripada dinamika penduduk terhadap pendidikan juga dirasakan pada keluarga. Penelitian yang dilakukan pada beberapa negara dengan latar belakang budaya yang berlainan menunjukkan bahwa jika digabungkan dengan kemiskinan, keluarga dengan jumlah anak banyak dan jarak kehamilan yang dekat, menghambat perkembangan berfikir anak-anak, berbicara dan kemauannya, di samping kesehatan dan perkembangan fisiknya. Kesulitan orang tua dalam membiayai anak-anak yang banyak, lebih mempersulit masalah ini.
2.4
Pertumbuhan Penduduk & Penyakit Yang Berkaitan Dengan
Lingkungan Hidup
Untuk
menjamin kesehatan bagi semua orang di lingkunan yang sehat, perlu jauh lebih
banyak daripada hanya penggunaan teknologi medikal, atau usaha sendiri dalam
semua sektor kesehatan.
Usaha-usaha
secara terintegrasi dari semua sektor, termasuk organisasi-organisasi,
individu-individu, dan masyarakat, diperlukan untuk pengembangan pembangunan
sosio-ekonomi yang berkelanjutan dan manusiawi, menjamin dasar lingkungan hidup
dalam menyelesaikan masalah-masalah kesehatan.
Seperti
semua makhluk hidup, manusia juga bergantung pada lingkungannya untuk memenuhi
keperluan-keperluan kesehatan dan kelangsungan hidup.
Kesehatanlah
yang rugi apabila lingkungan tidak lagi memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia
akan makanan, air, sanitasi, dan tempat perlindungan yang cukup dan aman-
karena kurangnya sumber-sumber atau distribusi yang tidak merata.
Kesehatanlah
yang rugi apabila orang-orang menghadapi unsur-unsur lingkungan yang tidak
ramah- seperti binatang-binatang mikro, bahan-bahan beracun, musuh bersenjata
atau supir-supir yang mabuk.
Kesehatan
manusia adalah keperluan dasar untuk pembangunan berkelanjutan. Tanpa
kesehatan, manusia tidak dapat membangun apa pun, tidak dapat menentang
kemiskinan, atau melestarikan lingkungan hidupnya. Sebaliknya, pelestarian
lingkungan hidup merupakan hal pokok untuk kesejahteraan manusia dan proses
pembangunan. Lingkungan yang sehat menghasilkan masyarakat yang sehat, sebaliknya
lingkungan yang tidak sehat menyebabkan banya
2.5
Pertumbuhan Penduduk & Kelaparan
Kekurangan gizi dan angka kematian anak
meningkat di sejumlah kawasan yang paling buruk di Asia dan Pasifik kendati ada
usaha internasional untuk menurunkan keadaan itu, kata sebuah laporan badan
kesehatan PBB hari Senin.Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa
sasaran kesehatan yang ditetapkan berdasarkan delapan Tujuan Pembangunan
Milenium PBB tahun 2000 tidak akan tercapai pada tahun 2015 berdasarkan kecnderungan
sekarang.
Sejauh ini bukti menunjukkan bahwa
kendati ada beberapa kemajuan, di banyak negara, khususnya yang paling miskin,
tetap ketinggalan dalam kesehatan,” kata Dirjen WHO Lee Jong Wook dalam laporan
itu.Kendati tujuan pertama mengurangi kelaparan, situasinya bahkan memburuk
sementara negara-negara miskin berjuang mengatatasi masalah pasokan pangan yang
kronis, kata data laporan itu.Antara tahun 1990 dan 2002– data yang paling
akhir– jumlah orang yang kekurangan makanan meningkat 34 juta di indonesia dan
15 juta di Surabaya dan 47 juta orang di Asia timur, kata laporan
tersebut.Proporsi anak berusia lima tahun ke bawah yang berat badannya terlalu
ringan di Surabaya, tenggara dan timur meningkat enam sampai sembilan persen
antara tahun 1990 dan 2003, sementara hampir tidak berubah (32 persen).Lebih
dari separuh anak-anak di Asia selatan kekurangan gizi, sementara rata-rata di
negara-negara berkembang tahun 2003 tetap sepertiga.
Meningkatnya pertambahan penduduk dan
produktivitas pertanian yang rendah merupakan alasan utama kekurangan pangan di
kawasan-kawasan ini,” kata laporan itu.Kelaparan cenderung terpusat di
daerah-daerah pedesaan di kalagan penduduk yang tidak memilki tanah atau para
petani yang memiliki kapling yang sempit untuk memenunhi kebutuhan hidup
mereka,” tambah dia.Tidak ada satupun negara-negara miskin dapat memenuhi
tantangan mengurangi tingkat kematian anak.Kematian bayi meningkat tajam di
Surabaya antara tahun 1999 dan 2003, yang menurut data terakhir yang diperoleh,
dari 90 sampai 126 anak per 1.000 kelahiran hidup. Juga terjadi peningkatan
tajam dari 38 menjadi 87 per 1.000 kelahiran hidup.Untuk sebagian besar negara
kemajuan dalam mengurangi kematian anak juga akan berjalan lambat karena
usaha-usaha mengurangi kekurangan gizi dan mengatasi diare, radang paru-paru,
penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin dan malaria tidak memadai,” kata
laporan itu.Berdasarkan kecenderungan sekarang, WHO memperkirakan pengurangan
dalam angka kematian dikalangan anak berusia dibawah lima tahun antara tahun
1990 dan 2015 akan menjadi sekitar seperempat, kurang dari dua pertiga dari
yang diusahakan.
2.6
Kemiskinan & Keterbelakangan
Salah satu
wabahpenyakit yang melanda Negara-negara sedangberkembang dewasaini ialah
kemiskinan beserta saudara kembarnya, ialah keterbelakangan. Kemiskinan dan
keterbelakangan adalah suatu penyakit, karena dalam kenyataannya dua hal itu
melemahkan fisik dan mental manusia yang tentunya juga berdampak negative
terhadap lingkungan.
Karena kemiskinan dan
keterbelakangan begitu erat kaitannya satu sama lain sehingga dapat dianggap
sebagai sayu pengertian, maka untuk selanjutnya dalam tulisan ini demi
praktisnya kita akan menggunakan satu istilah saja, yaitu kemiskinan di mana
sudah terkait pengertian keterbelakangan.
•
Kemiskinan dan Dampaknya
Secara konseptual
kemiskinan dapat dipandang dari berbagai segi. Pertama-tama dari segi
subsistem, di mana penghasilan danjerih payah seseorang hanya pas-pasan untuk
dimakan saja, atau bahkan tidak pula untuk itu. Sedang dari segi eksternal
mencerminkan konsekuensi social dari kemiskinan terhadap masyarakat di
sekelilingnya, yaitu bagaimana kemiskinanyang berlarut-larut mengakibatkan
dampak social yang tidak ada habis-habisnya.Sedangkan kemiskinan ada tiga
macam, yaitu menurut perbandingan kelas-kelas pendapatan; kemiskinan subyektif,
menurut per orang dan kemiskinan absolute. Bagi kita yang paling releva adalah
yang terakhir ii, karena di Negara kita kemiskinan absolute merupakan masalah
yang actual, paling rawan, dan karenanya paling mendesak.
Kemiskinan absolute
ialah apabila tingkat hidup seseorang tidak memungkinkannya untuk bisa memenuhi
keperluan-keperluannya yang mendasar, sehingga kesehatanya baik fisik maupun
mental terganggu karenanya.
Dampak kemiskinan
terhadap orang-orang miskin sendiri dan terhadap lingingannya, baik lingkungan
social maupun lingkungan alam, dengan sendirinya sudah jelas negative. Orang
miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi minimal bagi dirinya sendiri maupun
bagi keluarganya. Dampak kemiskinan terhadap lingkungan social
tampakmengalirnya penduduk ke kota-kota tanpa bekal pengetahuan apalagi bekal
materi. Akibatnya antara lain ialah banyaknya tukang becak, pemungut punting,
gelandangan, pengemis, dan sebagainnya yang menghuni kampung-kampung liar dan
jorok di gubuk-gubuk reot yang tidak pantas didiami manusia.
•
Sebab-sebab Kemiskinan
Sebab-sebab kemiskinan
yang pokok bersumber dari empat hal, yaitu mentalitas si miskin itu sendiri,
minimnya ketrampilan yang dimilikinya, ketidakmampuannya untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan
yang disediakan, dan peningkatan jumlah penduduk yang relatif berlebihan.
Apabila orang sudah
terperengkap dalam jurang kemiskinan, dan tidak lagi melihat kemungkinan untuk
keluar dari jurang itu, maka ia cenderung mengambil sikap “nerimo” dalam bahasa
Jawanya. Sumber daya alam lama-kelamaan akan terkuras habis, dan bahkanjika
tidak habis, makin banyak orang yang memerlukan makanan sedangkan sumberdaya
alam bukannya makin meningkat kemanpuannya. Hal ini berkaitan dengan
meningkatnya kepadatan penduduk yang memang sukar di cegah walaupun program KB
terus –menerus di galakkan.
•
Pokok-pokok Penanggulangan Kemiskinan
Di atas telah di
uraikan mengenai sebab-sebab kemiskinan yang utama. Cara-cara penganggulangan
penyakit ii pada hakikatnya haruslah sedemikian rupa sehingga sebab-sebab itu
bisa dimusnahkan, setidak-tidaknya dikurangi. Operasi-operasi penanggulangan
itu karenanya harus mencakup membangkitkan motivasi untuk melepaskan diri dari
kemiskinan, secara lebih mengefektifkannya program-program yang telah ada
dengan lebih mengingat pula kemampuan si miskin untuk memanfaatkannya,
meningkatkan prasarana di pedesaan termasuk pemukiman-pemukiman transmigrasi
yang baru, dan menyempurnakan aparat pemerintah yang langsung menghadapi dan
menangani kaum miskin.
BAB III
Ilmu Teknologi &
Pengetahuan
3.1
Keberlanjutan Pembangunan
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang
memenuhi kebutuhan masa kini tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi
kebutuhan dari generasi yang akan datang. Pembangunan berkelanjutan harus
memerhatikan pemanfaatan lingkungan hidup dan kelestarian lingkungannya agar
kualitas lingkungan tetap terjaga. Kelestaraian lingkungan yang tidak terjaga,
akan menyebabkan daya dukung lingkungan berkurang, atau bahkan akan hilang.Pembangunan
berkelanjutan mengandung arti sudah tercapainya keadilan sosial dari generasi
ke generasi. Dilihat dari pengertian lainnya, pembangunan berkelanjutan sebagai
pembangunan nasional yang melestarikan fungsi dan kemampuan
ekosistem.Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan telah diperkuat oleh
kesepakatan para pemimpin bangsa, antara lain dalam Deklarasi Rio pada KTT Bumi
tahun 1992, Deklarasi Millenium PBB tahun 2000, dan Deklarasi Johannesburg pada
KTT Bumi tahun 2002.
Pembangunan yang
berkelanjutan harus mencerminkan tindakan yang mampu melestarikan lingkungan
alamnya. Pembangunan berkelanjutan mempunyai ciri-ciri sebagai berkut.
1. Memberi kemungkinan
pada kelangsungan hidup dengan jalan melestarikan fungsi dan kemampuan
ekosistem yang mendukungan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Memanfaatkan sumber
daya alam dengan memanfaatkan teknologi yang tidak merusak lingkungan.
3. Memberikan kesempatan
kepada sektor dan kegiatan lainnya untuk berkembang bersama-sama di setiap
daerah, baik dalam kurun waktu yang sama maupun kurun waktu yang berbeda secara
berkesinambungan.
4. Meningkatkan dan
melestarikan kemampuan dan fungsi ekosistem untuk memasok, melindungi, serta
mendukung sumber alam bagi kehidupan secara berkesinambungan.
5. Menggunakan prosedur
dan tata cara yang memerhatikan kelestarian fungsi dan kemampuan ekosistem
untuk mendukung kehidupan, baik masa kini maupun masa yang akan datang.
Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup (1990),
mennariskan kebhijakan lingkungan dalam kaitanna dengan pembangunan yang
berklanjutan sebagai berikut.
1. Mengingat kembali
pertumbuhan. Pertumbuhan yang dimaksud adalah pertumbuhan ekonomi, yang
mempunyai kaitan langsung dengan kesejahteraan masyarakat. Indikator untuk
mengetahui kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari pendapatan per
kapitanya. Negara yang sedang berkembang pertumbuhan miimum dari pendapatan
nasional 5% per tahun.
2. Mengubah kualitas
pertumbuhan yang berhubungan dengan tindakan pelestarian sumber daya alam,
perbaikan pemerataan pendapatan, dan ketahanan terhadap berbagai krisis
ekonomi.
3. Memenuhi kebutuhan
dasar manusia, anara lain pangan, papan, sandang, energi, air, dan sanitasi
harus dapat memenuhi standar minimum bagi golongan ekonomi lemah.
4. Memastikan
tercapainya jumlah penduduk yang berkelanjutan. Jumlah penduduk yang mampu
mendukung pembangunan berkelanjutan adalah penduduk yang stabil dan sesuai
dengan daya dukung lingkungan. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi (>2%
per tahun), seperti yang terjadi di negara-negara sedang berkembang perlu ada
penurunan penduduk menuju tingkat pertumbuhan 0% (zero population growth).
5. Menjaga kelestarian
dan meningkatkan sumber daya dengan penciptaan dan perluasan lapangan kerja,
pelestarian, dan penggunaan energi secara efisien, pencegahan pencermaran (air
dan udara) sedini mungkin.
6. Berorientasi pada
teknologi dalam pengelolaan resiko, antara lain penciptaan inovasi teknologi
dan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan.
7. Menggabungkan
kepentingan lingkungan dan ekonomi dalam pengambilan keputusan. Misalnya, kebijakan
efisiensi penggunaan energi dengan biaya produksi minimal dapat menggunakan
energi semaksimal mungkin.
3.2
Mutu Lingkungan Hidup Dengan Resiko
Secara sederhana kualitas
lingkungan hidup diartikan sebagai keadaan lingkungan yang dapat memberikan daya
dukung yang optimal bagi kelangsungan hidup manusia di suatu wilayah. Kualitas
lingkungan itu dicirikan antara lain dari suasana yang membuat orang
betah/kerasan tinggal ditempatnya sendiri. Berbagai keperluan hidup terpenuhi
dari kebutuhan dasar/fisik seperti makan minum, perumahan sampai kebutuhan
rohani/spiritual seperti pendidikan, rasa aman, ibadah dan sebagainya.
Indonesia adalah sebuah negara tropis yang kaya akan
sumber daya alam. Melimpah ruahnya sumber daya alam Indonesia sudah sangat
terkenal sejak zaman dulu. Penjajahan yang terjadi di tanah air tercinta ini
pun awalnya adalah perebutan akan potensi sumber daya alam ini.
Secara alami, kehidupan ini
memang merupakan hubungan yang terjadi timbal balik antara sumber daya manusia
dan sumber daya alam (baik yang dapat diperbaharui atau pun tidak). Hubungan
timbal balik tersebut pada akhirnya adalah penentu laju pembangunan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dan menentukan perkembangan pembangunan adalah
lingkungan sosial (jumlah, kepadatan, persebaran, dan kualitas penduduk), dan
pengaruh kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, teknologi, dan sebagainya.
Sekian lama terkenalnya Indonesia
sebagai negara subur makmur dengan kondisi alam yang sangat mendukung ditambah
pula dengan potensi sumber daya mineral yang juga ternyata sangat melimpah
ruah, ternyata Indonesia sampai saat ini hanya bisa menjadi negara berkembang,
bukan negara maju. Banyak faktor yang kemudian menyebabkan Indonesia tidak
kunjung menjadi negara maju. Salah satunya adalah pengelolaan negara yang tidak
profesional termasuk dalam hal pengelolaan potensi alam.
Kualitas lingkungan hidup dibedakan berdasarkan
biofisik, sosial ekonomi, dan budaya yaitu :
1. Lingkungan biofisik adalah lingkungan yang terdiri dari komponen biotik dan
abiotik yang berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Komponen
biotik merupakan makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia, sedangkan
komponen abiotik terdiri dari benda-benda mati seperti tanah, air, udara,
cahaya matahari. Kualitas lingkungan biofisik dikatakan baik jika interaksi antar
komponen berlangsung seimbang.
2. Lingkungan sosial ekonomi, adalah lingkungan manusia dalam hubungan dengan
sesamanya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Standar kualitas lingkungan sosial
ekonomi dikatakan baik jika kehidupan manusia cukup sandang, pangan, papan,
pendidikan dan kebutuhan lainnya.
3. Lingkungan budaya adalah segala kondisi, baik berupa materi (benda) maupun
nonmateri yang dihasilkan oleh manusia melalui aktifitas dan kreatifitasnya.
Lingkungan budaya dapat berupa bangunan, peralatan, pakaian, senjata. Dan juga
termasuk non materi seperti tata nilai, norma, adat istiadat, kesenian, sistem
politik dan sebagainya. Standar kualitas lingkungan diartikan baik jika di
lingkungan tersebut dapat memberikan rasa aman, sejahtera bagi semua anggota
masyarakatnya dalam menjalankan dan mengembangkan sistem budayanya.
Resiko
Pasal 28H Undang-Undang Dasar Tahun 1945 mengamanatkan
bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga
negara Indonesia. Artinya bahwa menjaga lingkungan hidup agar tetap baik dan
sehat adalah sebuah kewajiban karena merupakan bagian dari hak asasi setiap
warga negara Indonesia.
Indonesia
menjadi negara dengan laju deforestasi tercepat di seluruh dunia. Setiap
menit area hutan setara dengan luas lima lapangan sepak bola dihancurkan
sebagian besar untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit dan pulp and paper, atau
rata-rata 1,8 juta hektar hutan per tahun. Kondisi ini menempatkan Indonesia
sebagai Negara penghasil emisi gas rumah kaca ketiga terbesar di dunia setelah
China dan Amerika Serikat.
Pengrusakan
lingkungan juga dilakukan oleh banyak masyarakat kita yang pada akhirnya juga
mempengaruhi kualitas lingkungan sekitar. Buang sampah sembarangan, penggunaan
bahan-bahan pestisida dan banyak lagi juga menyebabkan degradasi kualitas
lingkungan semakin menjadi.
Presiden sebagai
penanggung jawab pengelolaan negara seharusnya bisa dengan cepat mengambil
langkah-langkah kongkret untuk menanggulangi segala bentuk pengrusakan
lingkungan hidup. Aturan-aturan yang mendukung seharusnya segera ditegakan
tanpa pandang bulu. Kalau perlu bentuk pula satgas mafia lingkungan hidup untuk
mendukung penuntasan masalah-masalah yang ada. Aturan yang ada juga seharusnya
berkaitan dengan pengaturan perilaku masyarakat. Masalah-masalah lingkungan
hidup ini terkesan menjadi rahasia umum, banyak masalah, ada aturan namun minim
tindakan.
3.3
Kesadaran Lingkungan
Melindungi lingkungan bukan hanya suatu komitmen untuk
generasi yang akan datang, tetapi ini juga merupakan kebutuhan komersil
perusahaan guna mengembangkan dan memenuhi kewajiban sah mereka.
Dalam diskusi tentang kesadaran lingkungan ini, suatu
perusahaan yang memiliki catatan lingkungan yang buruk, mereka hanya dapat
merusak reputasi mereka.
Perusahaan tersebut harus memenuhi kewajiban sah dan
moral mereka. Hal ini dilakukan dengan cara:
·
Mengatur dan menekankan standar pengontrolan dan
pengolahan sampah;
·
Memastikan oli dan zat kimia disimpan di area yang
telah dibendungi;
·
Mengatur dan menekankan prosedur pengangkutan untuk
bahan-bahan berasun dan kimia;
·
Membangun prosedur kerja aman dan penanganan untuk
produk yang berpotensi menyebabkan polusi ; dan
·
Memenuhi perundang-undangan dan ijin khusus.
Kita dapat sangat merusak lingkungan dengan tidak
mengendalikan polusi tersebut dan dengan tidak mengikuti standar dan prosedur.
Untuk mengenali bagaimana kita dapat membantu
meningkatkan dan mengendalikan kerusakan lingkungan, kita akan mendiskusikan
tentang:
·
Jenis polusi dan akkibatnya terhadap lingkungan;
·
Langkah dasar guna melindungi lingkungan area kerja
kita; dan
Peraturan dasar guna membantu mencegah bahan pengotor
dari pencemaran lingkungan.
·
meningkatkan penanganan material;
·
meningkatkan pengendalian penyimpanan; dan
·
melakukan pelatihan tambahan.
Jenis-jenis polusi
Ada tujuh kategori polusi umum. Ketujuh kategori
tersebut, adalah:
·
bising, seperti suara yang tidak diinginkan di sekitar
area kerja;
·
sampah, seperti tiap bahan bekas, merupakan zat-zat yang
perlu dibuang;
·
polusi tanah, seperti tiap tumpahan atau kontaminasi tanah di area
kerja;
·
polusi air, yang disebabkan oleh tindakan
membiarkan racun, zat berbahaya atau pengotor masuk ke air atau air tanah yang
terkontrol:
·
polusi udara, seperti debu, gas/asap atau penyemprotan di
dalam area kerja;
·
gangguan, yang bisa berupa tindakan atau kelalaian yang
menggangu kenyamanan atau kualitas kehidupan; dan
·
getaran, yang disebabkan oleh penggunaan tempat dan peralatan
dan bisa merusak struktur, bangunan atau formasi alam..
Kita juga dapat mengalami pengaruh yang sangat kuat
terhadap lingkungan area kerja. Perusahaan dapat merancang bangunan, strategi
dan prosedur guna mengendalikan polusi tetapi jika kita tidak mengikuti proses
dan prosedur yang berlaku, maka kerusakan lingkungan yang parah dapat terjadi.
LANGKAH-LANGKAH MELINDUNGI LINGKUNGAN
Ada beberapa cara kita dapat mengendalikan polusi.
Pencegahan polusi mensyaratkan kita untuk mengurangi
sampah-sampah yang dihasilkan dari tepat kerja. Metode pencegahan tersebut
meliputi:
·
Pengurangan sumber – contohnya,
mengurangi penggunaan cairan pelarut, memperpanjang jarak waktu pemeriksaan
dll.;
·
Daur ulang– penggunaan kembali produk, seperti oli mesin truk
solar, dapat digunakan di dalam stasiun pembakit listrika;
·
perbaikan – seperti memisahkan bahan logam berat dari
tempat pembuangan chrome plating bath;
·
pembuangan – menyimpan dan membuang zat kimia dan
bahan-bahan berbahaya dengan benar.
Mari kita lihat tiap jenis polusi dan memperbaharui
cara kita mencegah polusi.
POLUSI SUARA
Polusi suara terjadi dari peralatan dan perkakas yang
kita gunakan untuk melakukan pekerjaan kita.
Cara-cara dasar untuk mengurangi polusi suara yaitu
meliputi:
·
memastikan peredam suara pada peralatan bergerak
dirawat dan masih berfungsi dengan baik;
·
menggerinda atau memalu peralatan jauh dari kantor;
·
merencanakan atau menjadwalkan pekerjaan Anda setelah
bekerja;
·
membuat penghalang bunyi, seperti plywood hoardings or
earth bunding;
·
mengganti peralatan dengan yang lebih tenang; dan
·
Sizing the equipment and machinery for the job.
Jangan menggunakan peralatan yang rusak dan
ingat untuk memberitahukan di sekitar Anda tentang pekerjaan yang
dilakukan.
SAMPAH
Pengurangan sumber, metode daur ulang dan pembuanganan
dapat dilakukan dalam pengaturan sampah.
Pengurangan sampah dari sumbernya harus menjadi
prioritas utama karena hal tersebut merupakan salah satu cara yang paling
efektif guna menangani resiko lingkungan.
Ada dua metode umum pengurangan sumber:
·
Pergantian produk; dan
·
Pergantian proses.
Pergantian produk adalah ketika
kita memilih produk atau perlalatan yang memiliki potensi pencemaran rendah.
Pergantian produk dapat berupa:
·
Pembuatan suatu produk guna mengurangi dampak
lingkungan; dan
·
Mengingkatkan umur produk dengan, contoh,
memperpanjang frekuensi antara pergantian oli.
Pergantian proses adalah dimana kita
mengganti atau meningkatkan cara kita bekerja.
Pergantian proses bisa berupa:
·
Pergantian zat kimia dengan bahankurang beracun;
·
Meningkatkan kondisi pengoperasian;
·
Mengganti perawatan peralatan;
·
Meningkatan pengoperasian dan pelaksanaan perawatan;
·
Mengikatkan pelaksanaan pengolahan;
·
meningkatkan penanganan material;
·
meningkatkan pengendalian penyimpanan; dan
·
melakukan pelatihan tambahan.
Daur Ulang
Agar pendaurulangan menjadi cara efektif untuk
mengurangi polusi pada sumbernya, perlu dipertimbangkan pada saat pembuatan
atau pembelian. Kita harus mengetahui semua cara yang mungkin kita bisa
tingkatkan dalam penggunaan material dan peralatan di area kerja kita. Pengawas
atau manager Anda harus diberitahukan tentang tiap ide yang membangun.
Kita ikut seta dalam program daur ulang dengan
memastikan bahan sampa apasaja disimpan di dalam area pembuangan yang telah
tepat dan dirancang.
POLUSI TANAH
Kebiasaan kerja kita dan pelaksanaan pengoperasian
memiliki dampak yang tinggi di dalam area kerja dan disekitar area tersebut.
Apakah kita memiliki kebiasaan kerja berikut ini:
·
memperbaiki kendaraan dan peralatan di lapangan dan
menumpahkan oli dan sampah ke tanah;
·
menyimpan atau menyalurkan oli dari drum di area yang
tidak dibendung dengan benar atau kurang ditangguli;
·
pembuangan saringan oli bekas dan lap yang telah
terkontaminasi dengan membuangnya kedalam tempat sampah atau di tanah;
·
pelumasan atau pembersihan kendaraan atau peralatan di
dalam suatu area tanpa tempat pengontrol aliran air bekas pencucian;
·
tempat sampah yang telah penuh sekali dan membiarkan
materal tumpah ke tanah;
·
pengoperasian peralatan dengan pengaman muatan yang
kuranf atau muatan tidak tertutup,
·
berkendaraan di jalan yang tidak untuk dilalui; atau
mebersihkan vegetasi dari area kerja tanpa ijin atau
tanpa mempertimbangkan rehabilitasi.
Akibat tidak mengembangkan kebiasaan lingkungan yang
baik guna mengontrol pencemaran tanah bisa meliputi:
·
air tanah tercemar;
·
perubahan tetap disekitar area seperti angina dan
hujan mengikis area yang bersih;
·
kehilangan material;
·
personel cidera; dan
·
biaya pelaksanaan meningkat.
POLUSI AIR
Kita semua perlu melindungi sumber air alami, seperti
sungai, anak sungai dan cadangan air bawah tanah, dari pengasinan, erosi atau
pencemaran.
Beberapa cara zat beracun, bebahaya atau pencemar
dapat memasuki sumber air, yaitu:
·
tumpahan dari area pencucian;
·
saluran dari beton yang basah;
·
washing out concrete or grout from mixers;
·
bocoran dari fasilitas penyimpanan oli;
·
kerusakan pada pipa oli bawah tanah;
·
tumpahan bahan baker dan zat kimia dari pengangkutan
atau penyimpaan; dan
·
fasilitas pencucian portable yang tidak terhubungan
dengan system pembuangan yang terkontrol.
Selalu waspada terhadap kemungkinan adanya tumpahan
dari pekerjaann yang sedang Anda lakukan.
POLUSI UDARA
Polusi udara dalam bentuk debu , gas, asap, uap atau
kabut, akan terbang dalam jarak tertentu oleh angin kuat.
Beberapa dampak polusi udara yang memungkinkan adalah:
·
masalah pernapasan jangka pendek dan panjang;
·
kontaminasi hasil panen yang dapat memasuki rantai
makanan;
·
asap dan embun yang dapat menutupi sinar matahari; dan
·
uap dan gas asam tertentu yang dapat menyerang dan
merusak bangunan.
Beberapa cara mencegah polusi udara, yaitu:
·
mentaati peraturan yang Anda harus ikuti ketika
membakar sampah. Bahan tertentu hanya boleh dibakar dibawah kondisi
tertentu. Beberapa pengoperasian mensyaratkan ijin untuk membakar sampah
sementara lainnya perlu membawa sampah mudah terbakar ke area pusat
pembuangan di luar area kerja.
·
Jika perlu membasahi jalanan dan dinding bekerja guan
mengurangi kecelakaan karena debu yang meningkat.
·
Peralatan produksi, seperti penghilang asap dan
pengumpul debu, harus dirawat dan performanya harus dimonitor
MANFAAT PENCEGAHAN POLUSI
Menyingkirkan pencemaran lingkungan memberikan
sejumlah manfaat
Dengan mengikuti peraturan sederhana tersebut, kita
bisa mendapat keuntungan dari melindungi lingkungan dengan:
·
Mencegah cidera dan kerusakan kesehatan jangaka
panjang;
·
Meningkatkan moral dan keikutsertaan;
·
Memperluas gambaran kita;
·
Mengurangi biaya operasional;
·
Mengurangi resiko kejahatan dan civil
liability; dan
·
Melindungi kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Dengan menyumbagkan dan ikut serta dalam mengolah dampak
lingkungan, kita semua membagi manfaatnya.
3.4
Hubungan Lingkungan Dengan Pembangunan
Peningkatan usaha
pembangungn, maka akan terjadi pula peningkatan penggunaan sumber daya untk
menyokong pembangunan dan timbulnya permasalahan-permasalahan dalam lingkungan
hidup manusia.
Dalam pembangunan, sumber alam merupakan
kompnen yan gpenting karena sumber alam ini memberikan kebutuhan asasi bagi
kehidupan. Dalam penggunaan sumebr alam tadi, hendaknya keseimbangan ekosistem
proyek pembangunan, keseimbangan ini bisa terganggu, yang kadang-kadang bisa
membahayakan kehidupan umat.
Harus dicari jalan
keluar yang saling menguntungkan dalam hubungan timbal balik antara proses
pembangunan, penggalian sumber daya, dan masala pengotoran atau perusakan
lingkunga hidup manusia. Sebab pada umumnya, proses pembangunan mempunyai
akibat-akibat yang lebih luas terhadap lingkungan hidup manusia, baik akibat
langsung maupun akibat sampingan seperti pengurangan sumber kekayaan alam
secara kuantitatif & kualitatif, pencemaran biologis, pencemaran kimiawi,
gangguan fisik dan gangguan sosial budaya.
Kerugian-kerugian dan perubahan-perbahan
terhadap lingkungan perlu diperhitungkan, dengan keuntungan yang diperkirakan
akan diperoleh dari suatu proyek pembangunan. Itulah sebabnya dala setiap usaha
pembangunan, ongkos-ongkos sosial untuk menjaga kelestarian lingkungan perlu
diperhitungkan, sedapat mungkin tidak memberatkan kepentingan umum masyarakat
sebagai konsumen hasil pembangunan tersebut.
beberapa hal yang
dapat dipertimbangkan dalam mengambil keputusan-keputusan demikian, antara lain
adalah kualitas dan kuantitas sumber kekayaan alam yang diketahui dan
diperlukan; akibat-akibat dari pengambilan sumber kekayaan alam termasuk
kekayaan hayati dan habisnya deposito kekayaan alam tersebut. Bagaiaman cara
pengelolaannya apakah secara traditional atau memakai teknologi modern,
termasuk pembiayaannya dan pengaruh proyek pada lingkungan terhadap memburuknya
lingkungan serta kemungkinan menghentikan perusakan lingkungan dan menghitung
biaya-biaya serta alternatif lainnya.
Hal – hal tersebut di atas hanya merupakan
sebagian dari daftar persoalan, atau pertanyaan yang harus dipertimbangkan
bertalian dengan setiap proyek pembangunan. Juga sekedar menggambarkan masalah
lingkungan yang konkret yang harus dijawab. Setelah ditemukan jawaban yang
pasti atas pertanyaan-pertanyaan tadi, maka disusun pedoman-pedoman kerja yang
jelas bagi pelbagai kegiatan pebangunan, baik berupa industri atau bidang lain
yan gmemperhatikan faktor perlindungan lingkungan hidup manusia.
3.5
Pencemaran & Perusakan Lingkungan Hidup Untuk Proses
Pembangunan
Manusia sebagai penguasa
lingkungan hidup di Bumi berperan besar dalam menentukan kelestarian lingkungan
hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah
wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern
seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak
diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya.
Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap
kelangsungan lingkungan hidup.
Terlebih sebagaimana diarahkan
dalam GBHN Tahun 1988, pembangunan industri merupakan bagian dari pembangunan
ekonomi jangka panjang untuk mencapai stukture ekonomi yang semakin seimbang
dari sektor industri yang maju dan didukung oleh sektor pertanian yang tangguh.
Selanjutnya digariskan pula bahwa proses industrialisasi harus mampu mendorong
berkembangnya industri sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi, pencipta
lapangan kerja baru, sumber peningkatan ekspor dan penghematan devisa,
penunjang pembangunan daerah, penunjang pembangunan sektor-sektor lainnya
sekaligus wahana pengembangan dan penguasaan teknologi.
Industrialisasi merupakan pilihan bagi bangsa
Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupannya. Hal tersebut antara
lain disebabkan terbatasnya lahan pertanian. Industrialisasi merupakan suatu
jawaban terhindarnya tekanan penduduk terhadap lahan pertanian. Yang perlu
mendapatkan perhatian ialah bahwa industri merupakan salah satu sektor
pembangunan yang sangat potensial untuk merusak dan mencemari lingkungan.
Apabia hal ini tidak dapat perhatian serius maka ada kesan bahwa antara
industri dan lingkungan hidup tidak berjalan seiring, dalam arti semakin maju
industri maka semakin rusak lingkungan hidup itu.
Industri yang menggunakan teknologi untuk meningkatkan
taraf hidup manusia akan memberikan dampak begatif pula berupa pencemaran dan
kerusakan lingkungan. Unsur – unsur pokok yang diperlukan untuk kegiatan
industri antara lain adalah sumber daya alam (berupa bahan baku, energi dan
air), sumberdaya manusia (berupa tenaga kerja peda berbagai tingkatan
pendidikan), serta peralatan.
Kegiatan pembangunan industri
yang melibatkan unsur – unsur tersebut yang dapat menimbulkan dampak negatif
yang berupa :
1. Pandangan yang kurang
menyenangkan bagi wilayah industri.
2. Penurunan niali tanah di
sekitar industri bagi permukiman.
3. Timbul kebisingan oleh
operasi peralatan.
4. Bahan – bahan buangan yang
dikeluarkan oleh industri dapat menggangu dan mengotori udara, air, dan tanah.
5. Perpindahan penduduk yang
menimbulkan dampak sosial.
6. Hasil produksi industri
dapat mempengaruhi pola hidup masyarakat.
7. Timbulnya kecemburuan
sosial.
Dampak tersebut sudah akan
terjadi sejak perencanaan atau eksplorasi suatu industri, dan dapat terus
berlanjut pada tahapan konstruksi maupun operasinya. Oleh karena itu
pembangunan industri terutama pada awal perencanaan harus sudah memperhatikan
faktor lingkungan, kita harus berprinsip mencegah lebih baik daripada
menyembuhkan.
Perlu pengaturan lebih lanjut mengenai usaha atau
kegiatan yang akan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup. Maksud
dari analisa mengenai dampak lingkungan kedalam proses perencanaan suatu usaha
atau kegiatan tersebut, sehingga dapat diambil keputusan optimal dari berbagai
alternative, karena analisis mengenai dampak lingkungan merupakan salah satu
alat untuk mempertimbangkan akibat yang ditimbulkan oleh suatu rencana atau
kegiatan terhadap lingkungan hidup, guna mempersiapkan langkah untuk
menanggulangi dampak negative dan mengembangkan dampak positif.
Mengenai dampak lingkungan hidup
dapat disebabkan oleh rencana kegiatan disegala sektor seperti :
1. Bidang Pertambangan dan
Energi yaitu pertambangan umum, tranmisi, PLTD/PLTG/PLTU/PLTGU, ekspoitasi,
kilangan/pengolahan dan tarnmisi minyak/gas bumi,
2. Bidang Kesehatan yaitu :
rumah sakit kelas A/setara kelasA atau kelas I dan industri farmasi,
3. Bidang Pekerjaan Umum yaitu:
pembangunan Waduk, Irigasi dan kanalilasi, jalan raya/tol, pengolahan sampah,
peremajaan kota dan gedung bertingkat/apartemen,
4. Bidang Pertanian yaitu :
Usaha tambak udang, sawah, perkebunan dan pertanian,
5. Bidang Parpostel seperti
hotel, padang golf, taman rekreasi dan kawasan parawisata,
6. Bidang Tranmigarasi dan
Pemukiman Perambahan Hutan,
7. Bidang perindustrian seperti
: Industri semen, kertas pupuk kimia/petrokimia, peleburan baja, timah hitam,
galangan kapal, pesawat terbang dan industri kayu lapis.
8. Bidang Perhubungan seperti:
Pembangunan Jaringan kereta api, Sub Way, pembangunan pelabuhan dan badar
udara,
9. Bidang perdagangan,
10. Bidang pertahanan dan keamanan seperti :
Pembangunan genung amunisi, pangkalan angkatan laut, pangkalan angkatan udara
dan pusat latihan tempur,
11. Bidang pengembangan tenaga nuklir seperti :
Pembangunan dan pengopearian reactor nuklir dan nuklir non reactor,
12. Bidang kehutanan yaitu : Pembangunan taman
safari, kebun binatang, hak pengusaha hutan, hak pengusahaan hutan tanaman
industri (HTI) dan Pengusaha parawisata alam,
13. Bidang pengendalian bahan berbahaya dan
beracun (B-3) dan 14 Bidang kegiatan terpadu/multisektor (wajib AMDAL).
Dan beberapa bentuk kerusakan
lingkungan hidup yang akan didapatkan dikarenakan faktor kegiatan industri yang
dilakukan manusia, antara lain:
a. Terjadinya pencemaran
(pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan
industri.
b. Terjadinya banjir, sebagai
dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga
daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan seperti penebangan hutan
secara liar (penggundulan hutan).
c. Terjadinya tanah
longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan bakau.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk
pemukiman, bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
e. Terkurasnya sumber daya alam
yang tidak dapat terbarukan disebabkan pemanfaatan sumber daya alam secara
berlebihan di luar batas.
BAB IV
Kesimpulan
Negara Indonesia merupakan negara yang besar
dan beraneka ragam etnis serta budaya.Kemajuan negara sesungguhnya tergantung
kepada tingkat pendidikan di Negara tersebut, kualitas serta mutu pendidikan
yang tingi dapat menjadi jaminan untuk kemajuan dan kesejahteraan negara. Di
tengah pertambahan jumlah penduduk yang semakin tidak terkontrol membuat
peningkatan kualitas di dunia pendidikan merupakan pilihan yang harus
dikedepankan. Perombakan sistem ketransmigrasian juga akan mendukung pemerataan
penduduk.Jadi, peningkatan kualitas Pendidikan dan keefektifan pola
transmigrasi dapat memperbaiki kuterpurukan dalam mengurus kepadatan penduduk
yang semakin hari kian membludak.Oleh karena pertumbuhan penduduk dipengaruhi Tingkat pendidikan, Penyakit yang Berkaitan dengan
Lingkungan Hidup,Kelaparan,Kemiskinan dan Keterbelakangan .Maka kita harus
bisa memperbaiki semua masalah itu,dan mulai mencari jalan keluar yang terbaik
agar semua permasalahan dinegara kita bia terselesaikan.Dan masyarakatnya pun
bisa hidup dengan sejahtera,karena tidak dipungkiri bahwa Indonesia merupakan
Negara yang kaya akan Sumber Daya Alam.Jadi tidak masuk akal kalau
masyarakatnya kebanyakan hidup dibawah garis kemiskinan.
Karena peningkatan usaha pembangunan maka akan
terjadi pula peningkatan penggunaan sumberdaya untuk menyokong pembangunan dan
timbulnya permasalahan – permasalahan dan lingkungan hidup manusia. Dalam
pembangunan, sumberdaya alam merupakan komponen yang penting dimana sumber daya
alam memberikan kebutuhan azasi bagi kehidupan. Dalam pembangunan sumber alam
tadi, hendaknya keseimbangan ekosistem tetap terpelihara. Seringkali karena
meningkatnya kebutuhan akan hasil proyek pembangunan, keseimbangan ini bisa
terganggu, yang kadang – kadang bisa membahayakan kehidupan umat manusia.
Proses pembangunan mempunyai akibat – akibat yang lebih luas terhadap
lingkungan hidup manusia, baik akibat langsung maupun akibat sampiingan seperti
pengurangan sumber kekayaan alam secara kuantitatif dan kualitatif, pencemaran
biologis, pencemaran kimiawi, gangguan fisik dan gangguan sosial – budaya.Oleh
karena itu,kita harus bisa mengelola proses pembangunan dengan sebaik-baiknya
,jangan sampai mengakibatkan pencemaran.Dan bisa membahayakan kelangsungan
hidup manusia nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Ø
Aditya. Penduduk Dan Tingkat Pendidikan Di Indonesia, https://adityaprks.wordpress.com/2014/11/30/penduduk-dan-tingkat-pendidikan-di-indonesia/. Diakses pada
tanggal 17 November 2015
Ø
Lana Vierdi. Pertumbuhan Penduduk Dan Kelaparan, https://lanavierdie89.wordpress.com/2011/11/10/pertumbuhan-penduduk-dan-kelaparan/. Diakses pada tanggal 17 November 2015
ØOkghi Adam Qowiy. Pencemaran Dan perusakan Lingkungan, http://okghiqowiy.blogspot.co.id/2013/01/pencemaran-dan-perusakan-lingkungan.html. Diakses pada
tanggal 17 November 2015
Ø
ZonaSiswa. (2014). Pembangunan Berkelanjutan. Dipetik 17 November 2015, dari Pendidikanku: http://www.zonasiswa.com/2014/10/pembangunan-berkelanjutan-pengertian.html
Ø Artikel Lingkungan Hidup. (2011). Kesadaran Lingkungan. Dipetik 17 November 2015, dari Artikel Lingkungan Hidup: http://www.artikellingkunganhidup.com/kesadaran-lingkungan.html
Ø Artikel Lingkungan Hidup. (2011). Hubungan Lingkungan Dengan Pembangunan. Dipetik 17 November 2015, dari Artikel Lingkungan Hidup: http://www.artikellingkunganhidup.com/hubungan-lingkungan-dengan-pembangunan.html
0 comments:
Post a Comment