di Australia sendiri
terdapat tiga aliran pandangan sebagai landasan penyusunan kebijakan strategis
Pertahanan Nasional Australia:
- Australia sebagai suatu bagian
dari sistem pertahanan global Amerika Serikat. Konsepsi ini dimulai sejak
pemerintahan Robert Menzies. Tujuan utama konsepsi ini adalah menempatkan
Amerika Serikat dalam kedudukan yang sedemikian rupa, sehingga secara
otomatis akan membantu Australia jika menghadapi ancaman nasional,
terutama di sektor pertahanan-keamanan. Sebaliknya, bahwa Australia tidak
dapat menghindarkan diri dari suatu komitmen total membantu Amerika
Serikat, jika Negara Paman Sam tersebut menghadapi ancaman atau serangan
militer.
- Konsep Fortress Australia, yang
pada pokoknya ingin melepaskan diri dari segala ikatan pertahanan dengan
pihak-pihak ketiga, dan sebaliknya ingin memperkuat pertahanan serta
kemampuan ekonomi/industri daratan Australia sendiri. Gagasan ini ingin
dicapai dengan bantuan Amerika Serikat (modernisasi peralatan perang)
serta di bawah lindungan payung kekuatan militer Amerika Serikat di
Pasifik, tapi tanpa adanya lagi ikatan-ikatan otomatis terhadap Amerika
Serikat dalam segala hal.
- Konsep Forward Defense, di mana
Australia secara aktif menempatkan kehadiran militernya di wilayah Asia
Tenggara bukan dengan maksud menggantikan peranan Inggris East of Suez
tapi sebaliknya pula tidak mengisolasikan diri dari pembinaan wilayah
strategis baginya, yaitu pintu gerbang Asia Tenggara.
Australia bisa dibilang sebagai negara
terbesar di belahan bumi bagian selatan. Dengan wilayah yang sangat luas,
banyak sumber daya alam yang terkandung di negeri kanguru yang kaya ini. Namun
demikian, penduduk Australia yang sebagian besar adalah waga kulit putih tidak
sebanding dengan luas wilayah yang mereka miliki. Lebih dari itu, fakta
berbicara bahwa mereka bersama Selandia Baru adalah satu-satunya negara dengan
mayoritas penduduk kulit putih di belahan bumi bagian ini. Tidak mengherankan
jika mereka memiliki fobia dengan orang asing khususnya Asia sampai-sampai
mereka meyakini adanya ancaman dari utara. Dengan memahami hal tersebut, kita
akan memaklumi bahwa pertahanan dan keamanan menjadi salah satu perhatian utama
kebijakan luar negeri Australia sebagaimana telah diutarakan Dafri Agussalim
dalam kelasnya. Review ini sendiri akan membahas bagaimana kebijakan pertahanan
Australia.
Kita dapat memahami bagaimana kebijakan pertahanan
Australia dengan merujuk pada Defence White
Paper 2009 yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Australia. Kebijakan pertahanan
Australia seperti yang tertuang dalam Defence
White Paper 2009 mencakup beberapa hal sebagai berikut :
- Melanjutkan Kebijakan Pertahanan Australia dengan
prinsip dasar Self-Reliance dalam mempertahankan Australia
untuk dapat mencapai kepentingan strategis Australia, termasuk mampu
menjada/mengontrol wilayah udara dan laut dari masuknya musuh ke wilayah
kedaulatan Australia.
- Sharing dengan kekuatan negara lain dan
tetap memelihara hubungan dengan negara aliansinya serta menjalin
hubungan/kerjasama pertahanan dengan negara lain untuk meningkatkan
kemanan Australia.
- Kekuatan militer Australia harus memiliki kemampuan
untuk dapat beraktivitas secara bebas dan mandiri dalam memperthankan
kepentingan nasionalnya tanpa mengharapkan bantuan negara lain dan mampu
untuk menjadi pemimpin pasukan koalisi militer pada saatsharing dengan negara lain untuk
kepentingan strategis yang lebih luas.
Dalam menjaga pertahanan dan kemanan (hankam)
negaranya, Australia memiliki angkatan perang yang bernama Australian Defence
Force (ADF) yang terdiri dari Australian Army (angkatan
darat), Royal Australian Navy (angkatan
laut), dan Royal Australian Force (angkatan
udara). Seperti di negara yang menerapkan konsep civilian
supremacy, ADF
berada di bawah Kementerian Pertahanan Australia. Oleh karena itu, ADF bisa
memfokuskan kinerjanya dalam bidang hankam. Kekuatan personel ADF sendiri (per
30 Juni 2008) adalah sebesar 90.644 orang yang terdiri dari 54.748 orang
personel aktif dan 19.915 orang personel cadangan serta 15.981 orang pegawai
sipil.Dalam
Defence Reform Program (DRP)
tahun 2008, pada satu decade ke depan ADF akan meningkatkan jumlah personelnya
menjadi 157.800 orang, sebagai antisipasi perkembangan lingkungan strategis
serta perubahan peta politik dan kemanan di kawasan.
Sejak 1986, Australia sudah berkonsentrasi
membangun Angkatan Perangnya dengan berorientasi kepada teknologi, yang
mengandung makna lebih memberi perhatian kepada perlengkapan persenjataan yang
modern.Di
sisi lain, kebijakan pertahanan Australia menganut prinsip total defense, yakni
memaksimalkan segala kemampuan yang ada –tidak hanya angkatan perang–
untuk menangkal ancaman yang datang. Dengan kata lain, system pertahanan
Australia dikelola menuju “high technology
equipment” yang
bersandar pada kekuatan seluruh rakyatnya.Sebagai
konsekuensi dari pengembangan system pertahanan Australia yang dikelola menuju ”high
technology defense equipment”, maka terlihat focus pengembangannya pada
kekuatan udara dan laut.Dalam
melaksanakan tugasnya, Self Reliance,
Maritime strategy,
danProactive Operation menjadi
prinsip dasar yang dianut oleh ADF. Memang Australia telah terikat dengan
kesepakatan TAC (Treaty of Amenity and Cooperation) dengan ASEAN, namun
demikian doktrin Pre-emptive Strike tetap
eksis dalam system pertahanannya.
Sebagai angkatan perang yang cukup visioner,
ADF memiliki rencana pembangunan kekuatan yang dituangkan dalam Defense
Capability Plan 2004-2014. Defense Capability Plan 2004-2014merupakan
perwujudan dari hasil pengkajian terhadap perkembangan lingkungan dan analisis
terhadap kemngkinan perkiraan datangnya ancaman.Di
sini, kita bisa melihat bagaimana kebijakan pertahanan Australia disusun
berdasarkan kebutuhan. Dengan demikian, kebijakan ini lebih tepat sasaran.
Pada akhirnya, bisa kita simpulkan bahwa
kebijakan pertahanan Australia disusun berdasarkan kebutuhan mereka. Kebutuhan
ini lahir dari pengkajian yang cukup komprehensif dari berbagai factor yang
sekiranya mampu menjadi tolok ukur ancaman yang akan mereka hadapi. Dalam hal
ini, Australia sangat serius terhadap pengembangan kemampuan angkatan
perangnya. Di sisi lain, Australia juga berusaha untuk memaksimalkan seluruh
potensi baik dari dalam maupun luar negeri untuk menjaga pertahanan dan
keamanan negeri kanguru ini.