HELLO

TO Gading Zone

Friday, June 24, 2016

Model Ketahanan Nasional Australia

di Australia sendiri terdapat tiga aliran pandangan sebagai landasan penyusunan kebijakan strategis Pertahanan Nasional Australia:
  1. Australia sebagai suatu bagian dari sistem pertahanan global Amerika Serikat. Konsepsi ini dimulai sejak pemerintahan Robert Menzies. Tujuan utama konsepsi ini adalah menempatkan Amerika Serikat dalam kedudukan yang sedemikian rupa, sehingga secara otomatis akan membantu Australia jika menghadapi ancaman nasional, terutama di sektor pertahanan-keamanan. Sebaliknya, bahwa Australia tidak dapat menghindarkan diri dari suatu komitmen total membantu  Amerika Serikat, jika Negara Paman Sam tersebut menghadapi ancaman atau serangan militer. 
  2. Konsep Fortress Australia, yang pada pokoknya ingin melepaskan diri dari segala ikatan pertahanan dengan pihak-pihak ketiga, dan sebaliknya ingin memperkuat pertahanan serta kemampuan ekonomi/industri daratan Australia sendiri. Gagasan ini ingin dicapai dengan bantuan Amerika Serikat (modernisasi peralatan perang) serta di bawah lindungan payung kekuatan militer Amerika Serikat di Pasifik, tapi tanpa adanya lagi ikatan-ikatan otomatis terhadap Amerika Serikat dalam segala hal. 
  3. Konsep Forward Defense, di mana Australia secara aktif menempatkan kehadiran militernya di wilayah Asia Tenggara bukan dengan maksud menggantikan peranan Inggris East of Suez tapi sebaliknya pula tidak mengisolasikan diri dari pembinaan wilayah strategis baginya, yaitu pintu gerbang Asia Tenggara. 

Australia bisa dibilang sebagai negara terbesar di belahan bumi bagian selatan. Dengan wilayah yang sangat luas, banyak sumber daya alam yang terkandung di negeri kanguru yang kaya ini. Namun demikian, penduduk Australia yang sebagian besar adalah waga kulit putih tidak sebanding dengan luas wilayah yang mereka miliki. Lebih dari itu, fakta berbicara bahwa mereka bersama Selandia Baru adalah satu-satunya negara dengan mayoritas penduduk kulit putih di belahan bumi bagian ini. Tidak mengherankan jika mereka memiliki fobia dengan orang asing khususnya Asia sampai-sampai mereka meyakini adanya ancaman dari utara. Dengan memahami hal tersebut, kita akan memaklumi bahwa pertahanan dan keamanan menjadi salah satu perhatian utama kebijakan luar negeri Australia sebagaimana telah diutarakan Dafri Agussalim dalam kelasnya. Review ini sendiri akan membahas bagaimana kebijakan pertahanan Australia.
Kita dapat memahami bagaimana kebijakan pertahanan Australia dengan merujuk pada Defence White Paper 2009 yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Australia. Kebijakan pertahanan Australia seperti yang tertuang dalam Defence White Paper 2009 mencakup beberapa hal sebagai berikut :
  1. Melanjutkan Kebijakan Pertahanan Australia dengan prinsip dasar Self-Reliance dalam mempertahankan Australia  untuk dapat mencapai kepentingan strategis Australia, termasuk mampu menjada/mengontrol wilayah udara dan laut dari masuknya musuh ke wilayah kedaulatan Australia.
  2. Sharing dengan kekuatan negara lain dan tetap memelihara hubungan dengan negara aliansinya serta menjalin hubungan/kerjasama pertahanan dengan negara lain untuk meningkatkan kemanan Australia.
  3. Kekuatan militer Australia harus memiliki kemampuan untuk dapat beraktivitas secara bebas dan mandiri dalam memperthankan kepentingan nasionalnya tanpa mengharapkan bantuan negara lain dan mampu untuk menjadi pemimpin pasukan koalisi militer pada saatsharing dengan negara lain untuk kepentingan strategis yang lebih luas.
Dalam menjaga pertahanan dan kemanan (hankam) negaranya, Australia memiliki angkatan perang yang bernama Australian Defence Force (ADF) yang terdiri dari Australian Army (angkatan darat), Royal Australian Navy (angkatan laut), dan Royal Australian Force (angkatan udara). Seperti di negara yang menerapkan konsep civilian supremacy, ADF berada di bawah Kementerian Pertahanan Australia. Oleh karena itu, ADF bisa memfokuskan kinerjanya dalam bidang hankam. Kekuatan personel ADF sendiri (per 30 Juni 2008) adalah sebesar 90.644 orang yang terdiri dari 54.748 orang personel aktif dan 19.915 orang personel cadangan serta 15.981 orang pegawai sipil.Dalam  Defence Reform Program (DRP) tahun 2008, pada satu decade ke depan ADF akan meningkatkan jumlah personelnya menjadi 157.800 orang, sebagai antisipasi perkembangan lingkungan strategis serta perubahan peta politik dan kemanan di kawasan.
Sejak 1986, Australia sudah berkonsentrasi membangun Angkatan Perangnya dengan berorientasi kepada teknologi, yang mengandung makna lebih memberi perhatian kepada perlengkapan persenjataan yang modern.Di sisi lain, kebijakan pertahanan Australia menganut prinsip total defense, yakni memaksimalkan segala kemampuan yang ada –tidak hanya angkatan perang–  untuk menangkal ancaman yang datang. Dengan kata lain, system pertahanan Australia dikelola menuju “high technology equipment” yang bersandar pada kekuatan seluruh rakyatnya.Sebagai konsekuensi dari pengembangan system pertahanan Australia yang dikelola menuju ”high technology defense equipment”, maka terlihat focus pengembangannya pada kekuatan udara dan laut.Dalam melaksanakan tugasnya, Self Reliance, Maritime strategy, danProactive Operation menjadi prinsip dasar yang dianut oleh ADF. Memang Australia telah terikat dengan kesepakatan TAC (Treaty of Amenity and Cooperation) dengan ASEAN, namun demikian doktrin Pre-emptive Strike tetap eksis dalam system pertahanannya.
Sebagai angkatan perang yang cukup visioner, ADF memiliki rencana pembangunan kekuatan yang dituangkan dalam Defense Capability Plan 2004-2014. Defense Capability Plan 2004-2014merupakan perwujudan dari hasil pengkajian terhadap perkembangan lingkungan dan analisis terhadap kemngkinan perkiraan datangnya ancaman.Di sini, kita bisa melihat bagaimana kebijakan pertahanan Australia disusun berdasarkan kebutuhan. Dengan demikian, kebijakan ini lebih tepat sasaran.


Pada akhirnya, bisa kita simpulkan bahwa kebijakan pertahanan Australia disusun berdasarkan kebutuhan mereka. Kebutuhan ini lahir dari pengkajian yang cukup komprehensif dari berbagai factor yang sekiranya mampu menjadi tolok ukur ancaman yang akan mereka hadapi. Dalam hal ini, Australia sangat serius terhadap pengembangan kemampuan angkatan perangnya. Di sisi lain, Australia juga berusaha untuk memaksimalkan seluruh potensi baik dari dalam maupun luar negeri untuk menjaga pertahanan dan keamanan negeri kanguru ini.

Thursday, June 23, 2016

Rangkuman Ketahanan Nasional BAB 3

BAB III
KETAHANAN NASIONAL
A.      Latar Belakang
Setiap bangsa sudah pasti mempunyai cita-cita yang ingin diwujudkan dalam hidup dan kehidupan nyata. Cita-cita itu merupakan arahan dan atau tujuan yang sebenar-benarnya dan mempunyai fungsi sebagai penentu arah dari tujuan nasionalnya. Namun demikian, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional itu bukan sesuatu yang mudah diwujudkan karena dalam perjalanannya kearah itu akan muncul energi baik yang positif maupun negatif yang memaksa suatu bangsa untuk mencari solusi terbaik, terarah, konsisten, efektif, dan efisien.
Energi positif bisa muncul dari dua situasi kondisi yaitu dalam negeri dan luar negeri. Kedua situasi kondisi itu akan menjadi motor dan stimulan untuk membangkitkan kesadaran pada bangsa untuk membangun ketahanan nasional yang holistik dan komprehensif. Di sisi lain, energi negatif juga akan muncul dari dua situasi kondisi tadi, yang biasanya menjadi penghambat dan rintangan untuk membangun ketahanan nasional. Energi negatif biasanya muncul secara parsial tetapi tidak bisa dipungkiri dalam banyak hal merupakan suatu produk yang tersistem dan terstruktur dengan rapi dalam sistem operasional yang memakan waktu lama. Energi positif tersebut diatas dalam banyak wacana biasanya disebut dengan daya dan upaya penguatan pembangunan suatu bangsa dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya. Sementara itu, energi negatif cenderung untuk menghambat dengan tujuan akhir melemahkan bahkan menghancurkan suatu bangsa.
Kemampuan, kekuatan, ketangguhan dan keuletan sebuah bangsa melemahkan dan atau menghancurkan setiap tantangan, ancaman, rintangan dan gangguan itulah yang yang 2 disebut dengan Ketahanan Nasional.

B.      Pokok-Pokok Pikiran
Upaya pencapaian ketahanan nasional sebagai pijakan tujuan nasional yang disepakati bersama didasarkan pada pokok-pokok pikiran berikut :
1.       Manusia Berbudaya
Manusia adalah mahluk Tuhan yang pertama-tama berusaha menjaga, mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, manusia berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dari yang paling pokok sampai yang paling mutakhir baik yang bersifat materi maupun kejiwaan. Manusia dikatakan mahluk Tuhan yang sempurna karena memiliki naluri, kemampuan berpikir, akal dan berbagai ketrampilan, senantiasa berjuang. Untuk keperluan itu maka manusia hidup berkelompok (homo socius) dan menghuni suatu wilayah tertentu yang dibinanya dengan kemampuan dan kekuasaannya (zoon politicon). Oleh karena itu, manusia berbudaya senantiasa selalu mengadakan hubungan-hubungan sebagai berikut :
a. Manusia dengan Tuhan dinamakan Agama/Kepercayaan
b. Manusia dengan cita-cita dinamakan Ideologi
c. Manusia dengan kekuatan/kekuasaan dinamakan Politik
d. Manusia dengan pemenuhan kebutuhan dinamakan Ekonomi
e. Manusia dengan penguasaan/pemanfaatan alam dinamakan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
f. Manusia dengan manusia dinamakan Sosial
g. Manusia dengan rasa Keindahan dinamakan Seni/Budaya
h. Manusia dengan rasa aman dinamakan Pertahanan dan Keamanan

Dari uraian tersebut di atas diperoleh suatu kesimpulan bahwa manusia bermasyarakat untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya yaitu kesejahteraan, keselamatan dan keamanan. Ketiga hal itu adalah hakekat dari ketahanan nasional yang mencakup dan meliputi kehidupan nasional yaitu aspek alamiah dan aspek sosial/kemasyarakatan sebagai berikut :
Aspek alamiah adalah :
a. Posisi dan lokasi geografi negara
b. Keadaan dan kekayaan alam
c. Keadaan dan kemampuan penduduk
Aspek sosial/kemasyarakatan adalah :
a. Ideologi
b. Politik
c. Sosial
d. Budaya
e. Pertahanan dan Keamanan
Aspek alamiah bersifat statis dan sering disebut dengan istilah Trigatra, sedangkan aspek sosial/kemasyarakatan bersifat dinamis disebut juga dengan istilah Pancagatra. Kedua aspek itu biasanya disebut dengan Astagatra. Aspek-aspek di atas mempunyai hubungan timbal balik antargatra yang sangat erat yang disebut dengan istilah keterhubungan (korelasi) dan ketergantungan (interdependensi). 2. Tujuan Nasional, Falsafah Bangsa dan Ideologi Negara Tujuan nasional menjadi pokok pikiran dalam ketahanan nasional karena suatu organisasi apapun bentuknya dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya akan selalu berhadapan dengan masalahmasalah yang internal dan ekternal, demikian pula dengan 5 negara dalam mencapai tujuannya. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu situasi dan kondisi yang siap untuk menghadapinya.

C.      Pengertian Ketahanan Nasional Indonesia
Ketahanan Nasional pastinya mempunyai rumusan dengan pengertian yang baku dalam upayanya menghadapi dinamika perkembangan dunia dari masa ke masa. Kepastian itu menjadi keharusan karena dipakai sebagai titik dasar atau titik tolak untuk gerak implemetasi/penerapan di dalam hidup dan kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara.
Pengertian baku Ketahanan Nasional bangsa Indonesia adalah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam untuk menjamin identitas , integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya. Oleh karena itu, Ketahanan Nasional adalah kondisi hidup dan kehidupan nasional yang harus senantiasa diwujudkan dan dibina secara terus-menerus serta sinergik. Hal demikian itu, dimulai dari lingkungan terkecil yaitu diri pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara dengan modal dasar keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan nasional. Proses berkelanjutan itu harus selalu didasari oleh pemikiran geopolitik dan geostrategi sebagai sebuah konsepsi yang dirancang dan dirumuskan dengan memperhatikan konstelasi yang ada disekitar Indonesia.

D.      Asas-Asas Ketahanan Nasional Indonesia
Asas Ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nasional yang terdiri dari :
1.       Asas Kesejahteraan dan Keamanan
2.       Asas komprehensif intergral atau menyeluruh terpadu
3.       Asas mawas ke dalam dan mawas ke luar
4.       Asas kekeluargaan

E.       Sifat Ketahanan Nasional Indonesia
Ketahanan nasional memiliki sifat yang terbentuk dari nilai-nilai yang terkandung dalam landasan dan asas-asasnya, yaitu :
1.       Mandiri
2.       Dinamis
3.       Wibawa
4.       Konsultasi dan Kerjasama
F.       Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional Pada Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Berdasarkan rumusan pengertian ketahanan nasional dan kondisi kehidupan nasional Indonesia sesungguhnya 11 ketahanan nasional merupakan gambaran dari kondisi sistem (tata) kehidupan nasional dalam berbagai aspek pada saat tertentu. Tiap aspek didalam tata kehidupan nasional relatif berubah menurut waktu, ruang dan lingkungan terutama pada aspek-aspek dinamis sehingga interaksinya menciptakan kondisi umum yang amat sulit dipantau, karena sangat kompleks. Dalam rangka pemahaman dan pembinaan tata kehidupan nasional itu diperlukan penyederhanaan tertentu dari berbagai aspek kehidupan nasional dalam bentuk model yang merupakan hasil pemetaan dari keadaan nyata, melalui suatu kesepakatan dari hasil analisa mendalam yang dilandasi teori hubungan antara manusia dengan Tuhan, dengan manusia/masyarakat dan dengan lingkungan.
Berdasarkan pemahaman tentang hubungan tersebut diperoleh gambaran bahwa konsepsi ketahanan nasional akan menyangkut hubungan antar aspek yang mendukung kehidupan yaitu :
1. aspek yang berkaitan dengan alamiah bersifat statis meliputi aspek geografi, kependudukan, dan sumber daya alam
2. aspek yang berkaitan dengan sosial bersifat dinamis meliputi aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam.



G.     Keberhasilan Ketahanan Nasional Indonesia
Kondisi kehidupan nasional merupakan pencerminan ketahanan nasional yang mencakup aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan, sehingga ketahanan nasional adalah kondisi yang harus dimiliki dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam wadah NKRI yang dilandasi oleh landasan idiil Pancasila, landasan konstitusional UUD 1945, dan landasan visional Wawasan Nasional. Utnuk mewujudkan keberhasilan ketahanan nasional diperlukan kesadaran setiap warga negara Indonesia, yaitu : 38
1. Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang berupa keuletan dan ketangguhan yang tidak mengenal menyerah yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka menghadapi segala ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam, untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional.

2. Sadar dan peduli terhadap pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan, sehingga setiap warga negara Indonesia baik secara individu maupun kelompok dapat mengeliminir pengaruh tersebut, karena bangsa Indonesia cinta damai akan tetapi lebih cinta kemerdekaan. Hal itu tercermin akan adanya kesadaran bela negara dan cinta tanah air. Apabila setiap warga negara Indonesia memiliki semangat perjuangan bangsa dan sadar serta peduli terhadap pengaruh yang timbul dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta dapat mengeliminir pengaruh-pengaruh tersebut, maka akan tercermin keberhasilan ketahanan nasional Indonesia. Untuk mewujudkan ketahanan nasional diperlukan suatu kebijakan umum dari pengambil kebijakan yang disebut Politik dan Strategi Nasional (Polstranas).

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More